IG:@nursahid_rm/FB:Nursahid rahmat M/ BLOG NISTA

Selasa, 10 April 2018

TUKERPULSA PENIPU

Oke kali ini aku akan sedikit review tentang situs www.tukerpulsa.id . Dari namanya kita mungkin mikir, apa sih yang mau dituker sama pulsa. Apakah Baju?, Celana?, atau kejantanan kita?.

Lebih tepatnya situs www.tukerpulsa.id adalah layanan yang membuka jasa convert pulsa menjadi duit. Aku gak akan merekomendasikan kalian untuk nenggunakan jasa dari situs tersebut, disamping namanya yang alay, situs tersebut juga mengandung unsur penipuan.




Aku adalah salah satu korban penipuan situs alay www.tukerpulsa.id tersebut. Awalnya aku berniat untuk mengconvert pulsa ke atm melalui situs www.tukerpulsa.id yang alay itu. Setelah dihubungi melalui wa dan pulsa telah terkirim dengan nominal yang gak terlalu banya memang, untuk sekedar tes, ternyata setelah itu wa diblok seketika tanpa ada konfirmasi apapun. Dalam hati aku berkata "JANCUUUK"

Seperti kebanyakan penipu diluar sana apalagi berdasi, senyum mereka begitu manis seolah semuanya baik-baik saja. Namun senyum yang manis terkadang jauh lebih menyakitkan dari cacian.

Senin, 23 Oktober 2017

25 TAHUN NGAPAIN?

       Ketika manusia udah memasuki usia 25 tahun, itu artinya kita udah gak bisa lagi main-main soal hidup. Contoh aja masalah jatah hidup, di umur 25 tahun kita udah menggunakan 1/3 jatah hidup kita untuk ukuran rata-rata orang Indonesia. Untuk masalah karir, umur 25 tahun adalah masa dimana kita mengukur tingkat konsistensi kita dalam berkarir. Untuk masalah nikah, umur 25 tahun adalah ajang untuk nunjukin siapa yang lebih unggul diantara kita dan temen-temen kita. Biasanya terjadi pada kaum hawa.

      Dua hari yang lalu aku dapet info kalo salah satu saudaraku yang sama-sama merantau di semarang akan melangsungkan acara pernikahan bulan desember besok. Satu hari kemudian dia ngirim pesan melalui WA yang isinya ngajakin ketemuan. Agak sedikit mencurigakan sebenernya, dari aromanya kayaknya ada indikasi kearah bulliying.

       Mungkin besok pas ketemu dia akan ngomong "eh tititmu masih buat pipis?" Sambil nyengir.

      Dengan polosnya aku akan menjawab "iya. Emangnya kenapa".

   " Bentar lagi tititku dapet job baru lho" katanya.

      Oke, ini emang masa dimana salah satu organ tubuh cowok bekerja lebih keras dari sebelumnya dengan tugas dan tanggungjawab baru.

      Tiga bulan yang lalu aku juga sempet didesak untuk cepet-cepet nikah. Sebagai cowok yang baru aja lepas dari belenggu skripsi tentunya hal itu menjadi beban baru buatku. Ini ibarat kita abis ngangkat galon 50kg sejauh 1km, lalu disuruh gendong badak keliling komplek. Capek bro.

      Diantara spesies manusia aku yakin cewek lah yang paling setress untuk urusan nikah ketika sudah memasuki usia 25 tahun. Biasanya umur-umur ini adalah umur rawan cewek terkena penyakit baper kronis.
       
      Menurutku wajar banget kalo cewek lebih stress dibanding cowok, logikanya begini, tingkat kedewasaan cowok dan cewek itu berbeda. Secara psikologi masa usia remaja untuk cowok adalah 13-22th, sedangkan cewek 12-21th, itu artinya cewek satu tahun lebih tua dari cowok dengan perbandingan umur yang sama. Jadi ketika cewek udah mulai tau caranya dandan, cowok masih sibuk ngelap ingus.

      Hal ini membuktikan kalo cewek lebih dulu memasuki usia dewasa ketimbang cowok. Makannya kalo cewek udah masuk tahap remaja akhir dia lebih cenderung mencari cowok yang lebih tua darinya, minimal satu tahun diatasnya. Secara matematika kalau umur cowok satu tahun lebih tua dari cewek berarti tingkat kedewasaan mereka sama. Itu kalo secara matematika.

       Aku juga gak bisa memungkiri kalo pernikahan adalah salah satu indikator pencapaian dalam hidup. Selain bisa membangun rumah tangga kita juga bisa membangunkan yang lain. Wahai cowok, jangan sampai pusaka kita tertidur untuk selamanya. Bangunkan dia, lepaskan segelnya.

      Namun yang paling penting di usiaku sekarang yang udah gak muda lagi, aku bisa memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk banyak orang, itu yang belum bisa aku lakukan sampai detik ini. Kalo kata Ernest Prakasa "bukan durasi, tapi kontribusi". Jadi bukan soal berapa lama kita hidup, tapi apa yang bisa kita berikan selama hidup.

Minggu, 07 Mei 2017

KETURUNAN CINA?

     Manusia diciptakn dengan berbagai macam bentuk. Kata ilmuan psikologi, manusia adalah makhluk yang unik, karena gak ada manusia yang sama persis secara keseluruhan satu dengan yang lain. Beda dengan hewan, contoh anjing laut, kalau kita lihat sekilas bentuk anjing laut dari dulu sampai sekarang ya gitu-gitu aja, kita gak bisa membedakan mana anjing laut yang cakep dan mana anjing laut yang jelek. Kita juga gak bisa bedain mana anjing laut yang alay sama yang enggak. 

     Tetapi dari sekian banyak manusia kita dikelompok-kelompokan menurut golongannya masing-masing. Itulah yang membuat kita bisa dikenali berdasarkan golongan. Kalau kita lihat orang pakai gamis, berjenggot lebat otomatis kita akan menduga orang tersebut adalah orang arab. Kalau kita lihat orang sipit, kulit putih, kemungkinan besar kita akan menduganya orang cina. Kalau kita lihat cowok poninya miring, warnanya pirang, naik motor bebek tanpa helm, suara knalpotnya kayak cewek ketemu temen ceweknya, itu udah jelas anak alay.

     Kemarin-kemarin teman kerjaku sempat mengajukan sebuah pertanyaan padaku seputar ras/golongan. Awalnya aku lagi duduk-duduk unyu sambil mainan HP. Ditengah syahdunya main HP tiba-tiba muncul sebuah pertanyaan.

  "Manganmu opo to mas, kok iso koyo ngono? (Makanmu apa mas, kok bisa kayak gitu)" Tanya si Fulan.
       "Maksude (maksudnya)?" Aku balik tanya.
       "Awakmu keturunan Cina ya (kamu keturunan cina ya)?"

        JEGERRRRRRRR!!!!!

  CINA?. Apa maksudnya dengan Cina. Aku gak ngerti kenapa bisa tiba-tiba dikira keturunan cina oleh rasku sendiri. Orang tuaku adalah seorang ngapaker sejati, dari kecil sampai dengan sekarang mereka masih menjunjung tinggi bahasa ngapak. Demi melestarikan budaya ngapak, dari buyut sampai sekarang, mereka gak pernah sekalipun mencari pasangan hidup selain dari golongan ngapak. Jadi kemungkinan darah Cina mengalir ditubuhku itu sangat mustahil, kecuali kalau dulu semasa bayi aku disusui menggunakan darah orang Cina.

        "Hah Cina. Ora lah (Hah Cina. Enggak lah)" Jawabku membantah pernyataan itu.
        "Kok rodo kecina-cinaan ya (kok agak kecina-cinaan ya)" katanya.
        "Hahaha" aku ketawa sekenanya.

        Setelah itu aku mulai merenungkan obrolan yang salah paham itu. Dari hasil analisaku aku meyakini kalau bentuk mataku yang gak keliatan kelopak matanya menjadi salah satu indikator aku dikira keturunan Cina. Selain itu aku gak nemu lagi sesuatu yang menguatkan kalau aku benar-benar keturunan Cina.

    Dulu awal kuliah aku juga sempat dikira keturunan Cina, akan tetapi dengan tegas aku membantahnya. Aku adalah orang Indonesia asli, ngapaker sejati. Kalau memang aku adalah keturunan Cina mungkin kronologinya seperti ini:

Ada orang Cina yang melahirkan di Indonesia. Pas udah lahiran bayinya diletakan berdampingan dengan bayi asal indonesia bernama Paino. Ketika bayi tersebut akan diserahkan ke orang Cina ternyata susternya salah ambil bayi gara-gara lupa naruhnya di kanan apa di kiri. Seandainya dibuat film kemungkinan judulnya akan jadi seperti ini "Bayi Cina yang tertukar gara-gara susternya labil milih kanan apa kiri".

       Tapi itu jelas sangat mustahil, alasan pertama aku lahir tidak di rumah sakit melainkan di rumah dukun bayi. Alasan kedua, Orang tuaku gak pernah sekalipun bilang "Nak sebenarnya kamu bukan darah daging kami. Kamu adalah anak anjing laut dari Cina yang dibuang". Dengan demikian sudah bisa dipastikan kalau aku bukanlah keturunan Cina.