Beberapa
hari yang lalu temenku doni (nama disamarkan biar keliatan bagus) yang tinggal
1 kost denganku tapi beda kamar, lagi mengalami
patah hati karena putus dari pacarnya. Doni meluapkan rasa sedihnya dengan cara
mendengarkan musik menggunakan headshet dan triak-triak kaya bencong kesurupan.
Selain triak-triak, doni juga melakukan atraksi akrobatik, yaitu guling-guling dikasur dan nglempar-lempar bantal seakan-akan dia adalah seorang atlet lempar lembing.
Sebagai cowok yang udah pernah patah hati aku mengerti perasaannya. Yang jelas aku gak sampe kaya orang gila yang setress. Terkadang orang yang lagi patah hati emang terlihat kaya orang gila, bahkan lebih gila dari orang gila.
Selain triak-triak, doni juga melakukan atraksi akrobatik, yaitu guling-guling dikasur dan nglempar-lempar bantal seakan-akan dia adalah seorang atlet lempar lembing.
Sebagai cowok yang udah pernah patah hati aku mengerti perasaannya. Yang jelas aku gak sampe kaya orang gila yang setress. Terkadang orang yang lagi patah hati emang terlihat kaya orang gila, bahkan lebih gila dari orang gila.
Doni
adalah cowok yang baru pertama kali pacaran dan baru pertama kali putus. Aku tau gimana perasaannya. Dia emang belum terbiasa dengan yang namanya cinta
dan patah hati, jadi ekspresi sakit hatinya diluapkannya secara berlebihan,
sampe ingus yang keluarpun juga berlebihan.
Sebagai
teman seperjuangan, aku dan temenku feri (samaran) berniat untuk menghibur doni supaya dia gak terus-terusan sedih. Waktu itu sekitar jam 20:00 malam, aku dan feri masuk
kedalam kamarnya doni, berniat untuk menghiburnya. Menghibur disini bukan
berarti aku pake baju badut dan joged-joged di depannya.
Aku mencoba
menemaninya dan menenangkannya biar gak triak-triak. Soalnya
suaranya emang gak enak banget. Serak-serak bernanah.
Dengan
hanya bermodal keberanian dan nekad, aku mendekati doni yang lagi
tiduran sambil dengerin musik lewat headshet. Aku melihat wajahnya penuh dengan
luka tembak. oh salah, penuh dengan kesedihan, maksudnya.
Alangkah kagetnya aku ketika
doni membuka mata dan mengusir aku dan feri sambil menunjukan jempol kakinya ke
arah kami. "Minggir..minggir.. keluar kalian!!!" triak doni. Wow
keren nih, kaya di sinetron-sinetron. Belum sempet aku mengucapkan
kata-kata yang dramatis, aku dan feri langsung pergi dari kamarnya doni dan
kembali ke kamar sebelum kami meregang nyawa dengan jempol kaki masuk
hidung.
Patah
hati emang sakit. Itulah yang dirasakan doni. Dia baru pertama kali pacaran dan
pertama kali patah hati. Mungkin dia emang harus merasakan itu. Sama kayak pedang, sebelum menjadi sebuah pedang yang tajam terlebih dulu besi harus
dibakar dan ditempa hingga akhirnya jadilah sebuah pedang yang tajam dan
tangguh yang bisa digunakan untuk memotong.
Patah
hati bukanlah akhir dari segalanya, kecuali kalo kamu patah hati, terus minum
susu dicampur air kencingmu sendiri. Banyak orang yang nangis karena patah
hati, terutama aku. Tetapi setelah aku melihat doni, aku baru sadar. Ternyata
ketika kita nangis karena patah hati, itu keliatan jelek banget. Beda ketika
kita menangisi orang tua atau nangis karena menyesali dosa. Itu keliatan
lebih elegan.
Aku tau kalo orang yang jatuh cinta pasti akan mengalami yang
namanya patah hati. Orang yang pacaran pasti putus, kemudian pacaran lagi,
terus putus lagi, kaya gitu terus sampai kita bener-bener menemukan seseorang
yang pas buat kita. Gak peduli kita pacaran dan putus berapa kali, yang pasti,
pada akhirnya kita akan berhenti di satu hati.
hahaha bener banget tuh ,, kita harus ngerti sama orang lain .. harus bayangin kalau kita ada di posisi dia ..
BalasHapus