Sudah sekitar 1 bulan aku tinggal di kost baru,
di kostku yang sekarang gak seperti kostku yang dulu, sekarang terasa lebih
nyaman, tempatnya bersih, dan airnya selalu lancar. Kalo di kostku yang dulu
kalo mau mandi harus mempunyai skil tukang ledeng dulu, kalo gak, pasti gak
bakal bisa mandi, karena setap mau mandi pasti harus benerin mesin penyedot
airnya dulu biar airnya nyala. Kadang kalo sudah frustasi gak bisa ngidupin air,
aku akan kembali ke kamar dan jedot-jedotin kepala ke tembok.
Banjir juga adalah hal yang paling aku benci
di kostku yang dulu, gak kebanyakan orang-orang yang menganggap hujan itu anugrah, kalo
aku malah ngrasa tertekan kalo ada hujan, setiap hujan aku mendadak jadi tukang kuras kolam . Lama-lama aku bisa jadi ikan lele tak berkumis kalo
aku terus-terusan tinggal di kost itu.
Untungnya sekarang aku sudah pindah di kost
yang baru. Tapi awal mulanya aku bisa pindah juga sangat tragis kisahnya,
lebih menyedihkan ketimbang film cinta fitri atau spongebob (????).
Semuanya bermula dari datangnya saudara om galon
(Om galon adalah pemilik kostku yang dulu, Kami biasa menyebutnya om galon,
bukan karena wajahnya mirip tutup galon, tapi karena selain dia punya kost dia
juga usaha isi ulang air minum).
Sebelumnya semua terlihat baik-baik saja,
sampe suatu ketika datanglah segrombol orang-orang cina ke tempat kediaman kami,
mereka adalah saudara dari om galon, karena kebetulan om galon itu adalah
keturunan cina jadi saudara-saudaranya juga cina semua, tapi ada satu yang mirip orang arab matanya bintitan (Maksa banget jadi orang cina).
Malam itu aku lagi kumpul bareng 3 temen kostku di dalam satu kamar, awalnya kami tidak merasakan firasat buruk, tapi tiba-tiba
semuanya berubah ketika seekor monster besar dengan mata yang hampir gak bisa
melek masuk kedalam kamar kami. ternyata itu adalah om galon.
“Hee sini aku bilangin” kata om galon “Kost
ini mau saya bubarin, dan mau saya jadikan rumah, kalian saya kasih waktu 3
hari untuk pindah dari sini”
Buseettt!!! 3 hari, aku langsung kaget gak
bisa ngomong apa-apa, 3 hari mana cukup buat nyari kost, yang ada kita bisa
jadi gembel amatir di jalanan.
“Oh gitu om, ya udah nanti kami nyari kost”
kata temenku
Tanpa pikir panjang malam itu juga Aku dan 3 temenku langsung
mencari kost. Kami muter keliling gang, berharap ada kost cowok yang kosong,
tapi setelah sekitar 3 jam muter-muter gang sampe kepala rasanya mau copot,
kami memutuskan untuk menyerah. Kami merasa hidup kami sudah hampir berakhir.
“Waktu kita tinggal 2 hari lagi” kata Amir
“Kita harus tetep berjuang teman” yoga bersuara
dengan mantap
Mendengar kalimat itu aku langsung
bersemangat kembali, tapi untuk malam ini aku rasa pencarian cukup sampe disini
karena waktu juga sudah jam 22:00.
“Mending
kita makan dulu” kataku
“Wahh bener juga tuh” Kata amir
“Ayoo” yoga dan ade metujuinya
Akhirnya malam itu kami akhiri dengan makan
di tempat angkringan biasa aku dan amir makan.
Hari berikutnya kami melakukan pencarian
kembali, kali ini aku mencari berdua bersama amir, target pencarian kami kali
ini berbeda dengan hari kemarin, kami akan mencari kost di tempat yang agak
sedikit jauh dari kampus, karena kalo di deket kampus sudah pasti penuh semua.
Aku dan amir melakukan pencarian layaknya
pengantin baru yang sedang mencari tempat tinggal.
Pencarianku hari itu bersama amir juga gak
menghasilkan apa-apa, waktu mulai terasa semakin sempit, besok aku harus sudah
pindah, belum lagi baju-bajuku masih kotor semua belum sempet aku cuci selama
2 minggu, gak kebayang kalo aku pindah bawa baju-baju yang kotor, bisa-bisa
sebelum nyampe ke kost baru aku mati di tengah jalan akibat menghirup
aroma baju yang kotor itu.
Malam ini adalah malam terakhir, dan aku
harus sudah dapat kost. Sekitar jam 19.00 aku melakukan pencarian lagi, dengan
kondisi yang sudah setengah putus asa di campur keringat rasa gulai kambing sari
ketek basah kami mencoba untuk tetap berjuang sampai titik ingus penghabisan.
Disaat kami hampir putus asa, tiba-tiba kami
terhenti di depan sebuah tempat tinggal dengan tembok berwarna merah yang
sepertinya itu adalah sebuah kost. Satu dari kami masuk untuk bertanya, aku
menunggu di luar dengan terus berdoa, tanpa aku sadari ternyata aku malah
mengucapkan doa makan. Maklum seharian belum makan.
Setelah kami menunggu agak lama, akhirnya
teman kami Ade keluar dengan wajah yang jelek (emang udah jelek).
“Gimana?” Aku bertanya dengan penuh rasa
penasaran.
“Katanya ada dua kamar yang kosong” Kata ade
Aku seneng banget dan sempet terharu sampe
meneteskan air kencing. Setelah melakukan pencarian selama tiga hari akhirnya
kami mendapat kost yang kosong, Aku langsung cepet-cepet memindahkan
barang-barangku sebelum semua hancur di obrak-abrik om galon.
Semua barang-barang telah sukses aku
pindahkan, hampir saja sempak kesayanganku ketinggalan, untung saja aku masih
sempat menyelamatkannya, kalo sampe aku terlambat, mungkin sempakku akan di
salah gunakan oleh om galon yang keliatannya agak sedikit homo.
Pencarian tiga hari mencari kost berakhir di kost
yang cukup nyaman, dengan kamar yang cukup luas dan kamar mandi berada di
dalam, dan airnya pun lancar, jadi mulai hari ini aku gak akan jadi tukang
ledeng lagi. Aku tinggal bersama amir dalam satu kamar, mudah-mudahan gak
terjadi hal-hal yang di inginkan.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih sudah berkomentar. Follow Instagram juga ya @nursahid_rm